Entri Populer

Senin, 30 September 2013

PARASIT OTAK DITEMUKAN DALAM AIR

(CNN) – Pemeriksaan air di salah satu komunitas di Lousiana memastikan adanya amuba, parasit pemakan otak yang jarang ditemui, pada air tersebut. Bulan lalu parasit ini telah menelan korban seorang anak laki-laki berusia 4 tahun. Departemen Kesehatan setempat melaporkan hari Kamis yang lalu bahwa pemeriksaan oleh Pusat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention / CDC) menemukan Naegleria fowleri dalam air di komunitas St. Bernard. Petugas kesehatan menjelaskan bahwa air tersebut aman untuk diminum, tapi masyarakat perlu berhati-hati dan tidak membiarkan air masuk ke hidung.

Naegleria fowleri banyak ditemui di mata air panas, dan sumber air tawar yang hangat, terutama di bagian Tenggara Amerika Serikat. Parasit ini masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan bergerak menuju otak. CDC menerangkan bahwa minum atau memasak dengan air yang tercemar parasit ini tidak berbahaya. Pasien yang terinfeksi didiagnosa menderita radang selaput otak amuba primer (primary amoebic meningoencephalitis).

Kecurigaan terhadap persediaan air komunitas ini dimulai dari temuan kadar kaporit/klorinnya yang rendah. Klorin membunuh parasit amuba, demikian penjelasan Asisten Sekretaris Kesehatan J.T. Lane.

Menurut CDC selama ini di Amerika Serikat baru ada satu lagi kasus kematian karena Naegleria fowleri dalam pasokan air minum masyarakat yang telah didesinfeksi di tahun 2003. Dalam kasus itu sistem air minum berasal dari sumur geotermal di Arizona yang tidak menjalani proses pengolahan. Dua anak meninggal sebagai akibatnya.

J.T. Lane melaporkan bahwa sejak minggu lalu komunitas di Lousiana, sepanjang pantai tenggara New Orleans mulai membilas jaringan penyediaan air mereka dengan klorin. Proses ini akan dilaksanakan selama beberapa minggu hingga kadar klorin mencapai tingkat yang dianjurkan.

Seorang anak laki-laki dari Mississippi yang mengunjungi komunitas St. Bernard, dan bermain di seluncuran air, didiagnosa menderita amoebic meningoencephalitis dan meninggal bulan lalu. Pemeriksaan dan uji di rumah tempat anak tersebut bermain menemukan amuba Naegleria fowleri.

Menurut petugas kesehatan kurang dari 1% penderita bisa selamat dari infeksi otak karena amuba ini, tapi CDC sedang mengembangkan obat yang walaupun masih dalam tahap percobaan, memberi hasil yang cukup menjanjikan.

Bulan Juli yang lalu, Kali Hardig, seorang anak perempuan berusia 12 tahun di Arkansas, terinfeksi amuba ini di taman permainan air di Little Rock, Arkansas. Kali berhasil selamat, dan para dokter memuji Ibu Kali, Traci Hardig, yang cepat membawa anaknya ke rumah sakit, dan mendesak dilakukannya pemeriksaan lebih mendalam. “Bila anda yakin anak anda menderita sesuatu yang lebih dari hanya sekedar infeksi virus atau flu perut biasa, maka jangan menyerah”, tukas Ibu Kali kepada CNN. “Ceritakan itu kepada dokter … yakinkan mereka bahwa ini bukan penyakit biasa”

Gejala awal dari primary amoebic meningoencephalitis muncul satu hingga tujuh hari setelah infeksi, berupa sakit kepala, demam, mual, muntah, dan kaku kuduk”, demikian uraian CDC. “Setelah itu gejala berkembang menjadi kebingungan, kurangnya perhatian terhadap orang dan keadaan sekitar, hilangnya keseimbangan, kejang dan halusinasi”, demikian penjelasan dalam website CDC. “Setelah gejala awal, infeksi cepat menyebar dan berakhir dengan kematian dalam 1-12 hari”.

Berikut ini beberapa saran dari CDC untuk mengurangi risiko infeksi:
·         Hindari berenang di sumber air tawar yang hangat dan dangkal.
·         Tutup hidung atau gunakan penjepit hidung (nose clip) saat berenang.
·         Hindari membuyarkan endapan di dasar sungai/danau saat berendam/bermain di air tawar yang dangkal.
·         Bila anda membersihkan saluran hidung (sinus) anda (misalnya menggunakan neti pot) gunakan air yang sudah menjalani proses distilasi atau sterilisasi.


Sumber ; David Simpson, CNN