(CNN) – Pemeriksaan
air di salah satu komunitas di Lousiana memastikan adanya amuba, parasit
pemakan otak yang jarang ditemui, pada air tersebut. Bulan lalu parasit ini
telah menelan korban seorang anak laki-laki berusia 4 tahun. Departemen
Kesehatan setempat melaporkan hari Kamis yang lalu bahwa pemeriksaan oleh Pusat
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (Centers for Disease Control and
Prevention / CDC) menemukan Naegleria
fowleri dalam air di komunitas St. Bernard. Petugas kesehatan menjelaskan
bahwa air tersebut aman untuk diminum, tapi masyarakat perlu berhati-hati dan
tidak membiarkan air masuk ke hidung.
Naegleria fowleri banyak ditemui di mata air panas, dan sumber air tawar yang
hangat, terutama di bagian Tenggara Amerika Serikat. Parasit ini masuk ke dalam
tubuh melalui hidung dan bergerak menuju otak. CDC menerangkan bahwa minum atau
memasak dengan air yang tercemar parasit ini tidak berbahaya. Pasien yang
terinfeksi didiagnosa menderita radang selaput otak amuba primer (primary amoebic meningoencephalitis).
Kecurigaan terhadap persediaan air komunitas ini dimulai dari
temuan kadar kaporit/klorinnya yang rendah. Klorin membunuh parasit amuba,
demikian penjelasan Asisten Sekretaris Kesehatan J.T. Lane.
Menurut CDC selama ini di Amerika Serikat baru ada satu lagi kasus
kematian karena Naegleria fowleri
dalam pasokan air minum masyarakat yang telah didesinfeksi di tahun 2003. Dalam
kasus itu sistem air minum berasal dari sumur geotermal di Arizona yang tidak
menjalani proses pengolahan. Dua anak meninggal sebagai akibatnya.
J.T. Lane melaporkan bahwa sejak minggu lalu komunitas di
Lousiana, sepanjang pantai tenggara New Orleans mulai membilas jaringan
penyediaan air mereka dengan klorin. Proses ini akan dilaksanakan selama
beberapa minggu hingga kadar klorin mencapai tingkat yang dianjurkan.
Seorang anak laki-laki dari Mississippi yang mengunjungi komunitas
St. Bernard, dan bermain di seluncuran air, didiagnosa menderita amoebic meningoencephalitis dan
meninggal bulan lalu. Pemeriksaan dan uji di rumah tempat anak tersebut bermain
menemukan amuba Naegleria fowleri.
Menurut petugas kesehatan kurang dari 1% penderita bisa selamat
dari infeksi otak karena amuba ini, tapi CDC sedang mengembangkan obat yang
walaupun masih dalam tahap percobaan, memberi hasil yang cukup menjanjikan.
Bulan Juli yang lalu,
Kali Hardig, seorang anak perempuan berusia 12 tahun di Arkansas, terinfeksi
amuba ini di taman permainan air di Little Rock, Arkansas. Kali berhasil
selamat, dan para dokter memuji Ibu Kali, Traci Hardig, yang cepat membawa
anaknya ke rumah sakit, dan mendesak dilakukannya pemeriksaan lebih mendalam.
“Bila anda yakin anak anda menderita sesuatu yang lebih dari hanya sekedar
infeksi virus atau flu perut biasa, maka jangan menyerah”, tukas Ibu Kali
kepada CNN. “Ceritakan itu kepada dokter … yakinkan mereka bahwa ini bukan
penyakit biasa”
Gejala awal dari primary
amoebic meningoencephalitis muncul satu hingga tujuh hari setelah infeksi,
berupa sakit kepala, demam, mual, muntah, dan kaku kuduk”, demikian uraian CDC.
“Setelah itu gejala berkembang menjadi kebingungan, kurangnya perhatian
terhadap orang dan keadaan sekitar, hilangnya keseimbangan, kejang dan
halusinasi”, demikian penjelasan dalam website CDC. “Setelah gejala awal,
infeksi cepat menyebar dan berakhir dengan kematian dalam 1-12 hari”.
Berikut ini beberapa saran dari CDC untuk mengurangi risiko
infeksi:
·
Hindari berenang di
sumber air tawar yang hangat dan dangkal.
·
Tutup hidung atau
gunakan penjepit hidung (nose clip)
saat berenang.
·
Hindari membuyarkan
endapan di dasar sungai/danau saat berendam/bermain di air tawar yang dangkal.
·
Bila anda
membersihkan saluran hidung (sinus) anda (misalnya menggunakan neti pot) gunakan air yang sudah
menjalani proses distilasi atau sterilisasi.
Sumber ; David Simpson, CNN