Entri Populer

Selasa, 26 Maret 2013

KRISIS AIR BERSIH DI INDONESIA


Dewasa ini, Negara Indonesia terlihat kedodoran dalam memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi bagi masyarakatnya. Kekeringan dan krisis air bersih disejumlah daerah meluas meski telah memasuki musim penghujan. Disaat beberapa kota besar mengalami banjir akibat curah hujan yang tinggi, justru permasalahan krisis air bersih dan kelangkaan air sering melanda kota – kota lainnya di Indonesia. Di lihat dari peta bumi dan geografinya, Indonesia seharusnya tidak terlalu khawatir terhadap krisis air bersih karena hampir sebagian besar wilayah Indonesia merupakan perairan. Ratusan sungai dan danau tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu penyebab krisis air di Indonesia disebabkan oleh perilaku manusia dan sebagian masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitar dengan membangun pemukiman di pinggir kali, sungai, dan danau serta membuang sampah sembarangan sehingga membuat kali, sungai dan danau tidak dapat berfungsi sebagai penampung air dengan baik. Dan jika musim penghujan tiba maka akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar karena dapat menyebabkan banjir dan munculnya berbagai macam penyakit. Sedangkan apabila musim kemarau tiba dapat menyebabkan kekeringan karena kurangnya sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dikarenakan kali, sungai, dan danau tercemar limbah dan sampah akibat ulah manusia.
Berikut ini beberapa daerah-daerah yang terkena dampak krisis air bersih:
1.   Bekasi, sejumlah warga mengambil air untuk minum dan kebutuhan sehari-hari dari lubang yang digali di pinggiran sungai yang mengering di Ridogalih, Bekasi.
2.   Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah terus bertambah. Krisis air bersih terjadi di 42 dusun di 18 desa yang tersebar di enam kecamatan, yakni Gemawang, Bulu, Jumo, Kandangan, Kaloran, dan Kranggan. Namun, daerah kekeringan bertambah terjadi di 45 dusun, 19 desa, di tujuh kecamatan.
3.   Cilacap, hingga saat ini, jumlah desa yang mengalami krisis air bersih telah mencapai 32 desa, dengan jumlah bantuan air bersih yang telah disalurkan sebanyak 408 tangki. Hal itu tersebar di 12 kecamatan, yakni Patimuan sebanyak tujuh desa, Kampung Laut (dua desa), Kawunganten (tujuh desa), Gandrungmangu (empat desa), Kedungreja (tiga desa), Adipala (satu desa), Bantarsari (tiga desa), Cimanggu (satu desa), Jeruklegi (satu desa), Majenang (satu desa), Nusawungu (satu desa), dan Karangpucung (satu desa).
4.   Provinsi Riau tepatnya di Duri, di daerah tersebut sangat sulit untuk memperoleh air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi dan mencuci, hal itu disebabkan karena air tanah diperoleh dari dalam tanah pasti tercampur dengan minyak.
5.   Palembang, Sumatera Selatan terutama yang berada di pinggiran kota atau yang belum tersentuh pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi, mengalami krisis air bersih. Sejumlah warga di kawasan Keramasan, Kertapati mengatakan, mereka sering mengalami krisis air bersih karena sumur dan aliran anak sungai Musi yang ada di lingkungan permukimannya mengalami kekeringan.
6.   Kabupaten Gunungkidul, DIY. Warga yang merasakan krisis air bersih di antaranya adalah warga Kecamatan Tepus dan Tanjungsari. Mereka yang tinggal di dua kecamatan tersebut harus mendatangkan air bersih dengan cara membeli dari pihak swasta. Warga cemas akan persediaan air yang sudah menipis, mereka terpaksa membeli air tangki 5000 liter.
7.   Kabupaten Madiun, krisis air bersih dialami warga Desa Karangsemi, Kecamatan Wungu. Puluhan keluarga kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih walaupun hanya untuk minum, karena air dari mengalir sekali dalam seminggu. Itupun air yang mengalir sangat sedikit sehingga tidak sebanding dengan kebutuhan warga.
8.   Cianjur, sekitar 300 keluarga di Kampung Tungaran, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami krisis air bersih. Hal ini terjadi karena terjadi longsor sampah di Sungai Cisarua.

Kalau sudah begini, krisis air bersih dimana-mana. Alangkah bijaksana apabila kita lebih peduli dengan lingkungan untuk menyelamatkan sumber air kita. Hal ini wajib dicanangkan dan dilakukan tindakan yang serius demi keberlangsungan generasi penerus kita. Dikarenakan sumber air dari tanah banyak mengandung bakteri, virus dan kotoran yang sangat merugikan bagi kesehatan kita. Maka memanfaatkan air dari sumber air tanah langsung sangat tidak dianjurkan..

Sangat dianjurkan kita lebih dapat memperhatikan air kita agar benar-benar aman kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan, salah satu solusi mendapatkan air bersih yang berkualitas adalah dengan menggunakan peralatan pemurnian air. Yuki Water Treatment memberikan solusi berbagai permasalahan air di masyarakat. Dengan banyaknya variant produk Water Filter dari Yuki Water Treatment menjadikan sebuah jaminan kualitas air kita. Produk Yuki dapat menyaring bakteri dan bibit penyakit yang merugikan. Selain itu kualitas peralatan yang diimpor dari Eropa dan Amerikan membuat alat ini memiliki daya tahan pakai yang panjang. Salah satu produk pengolahan air dari Yuki Water Treatment yang dapat merubah sumber air tanah menjadi air yang aman di gunakan adalah EVI (Enpress Vortech Inside). EVI merupakan filter terbaik di kelasnya karena memiliki teknologi Vortech USA yang lebih efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan permukaan Vortech yang jauh lebih besar sehingga dapat mengeluarkan lebih banyak kotoran dalam waktu singkat. EVI juga mampu menyaring partikel hingga tingkat kehalusan 10 mikron serta mampu menyerap kandungan lainnya yang berbahaya seperti kaporit, pestisida, dll.

Selain peralatan yang sudah terbukti keunggulan teknologinya, Yuki Water Treatment juga memiliki staf ahli yang akan selalu turut merawat dan menjaga peralatan dan kualitas di rumah anda. 

Sumber :
link http://yukiwaterfilter.com/in/artikel-138-krisis-air-bersih-di-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar