Entri Populer

Sabtu, 05 Januari 2013

MENGENAL APA ITU HUJAN


Isu global warming sudah menjadi topik bahasan masyarakat di seluruh dunia, sehingga hampir seluruh Negara melakukan langkah antisipasi yang bertujuan untuk menanggulangi dampak dari global warming. Yang banyak kita liat adalah adanya program lebih peduli terhadap lingkungan atau go green.

Pada tahun 2012 dan awal tahun 2013 ini, daerah di Indonesia di hadapkan pada kondisi cuaca yang ekstrim. Cuaca yang tidak menentu dan sulit diprediksi serta kedatangan musim kemarau ternyata tidak bisa kita temui di tahun ini.  Curah hujan cenderung lebih dominan dan itu membawa efek negatif bagi kondisi lingkungan seperti banjir juga terjadinya gagal panen. Alangkah baiknya kita memahami mengapa curah hujan bisa terjadi lebih banyak.

Mari kita cari tahu apa itu hujan?
Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air sawah, air kolam, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air.

Sumber air yang berpotensi mendatangkan hujan tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan diagonal.

Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awan saling bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses presipitasi). Karena butiran air turun semakin rendah maka suhu udara semakin tinggi/panas maka uap air atau butiran air/es yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah/dingin maka akan turun tetap sebagai salju.

Hujan tidak hanya turun berbentuk air dan es saja, namun juga bisa berbentuk embun dan kabut. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi jika bertemu dengan udara yang kering, sebagian ujan dapat menguap kembali ke udara. Bentuk air hujan kecil adalah hampir bulat, sedangkan yang besar lebih ceper seperti burger, dan yang lebih besar lagi berbentuk payung terjun. Hujan besar memiliki kecepatan jatuhnya air yang tinggi sehingga terkadang terasa sakit jika mengenai anggota badan kita.

Hujan Buatan
Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan deras, biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta memakan biaya yang besar dalam pembuatannya.

Kita tahu bahwa beberapa daerah di Indonesia mengalami kekeringan yang cukup panjang. Hujan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai / danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan akan mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.

Namun ternyata apabila curah hujan yang berlebih pada suatu lokasi, juga dapat menimbulkan bencana pada kehidupan di bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari hujan yang berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk itu kita sudah semestinya kita peduli, bijaksana dan melakukan tindakan nyata untuk minimal untuk menanggulangi global warming. Bukan sebaliknya karena kepentingan perorangan seperti penebangan hutan secara massal, banyaknya bangunan yang membuat minim resapan air dan lain sebagainya yang dapat mengakibatkan kerugian pada bumi yang sama-sama kita cintai ini

Saatnya kita lebih peduli dengan kondisi alam, demi kelangsungan hidup anak cucu kita kelak, agar tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan yang kita lakukan saat ini.

Sumber : http://yukiwaterfilter.com/in/articles.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar