Entri Populer

Jumat, 21 Maret 2014

INFEKSI PERNAFASAN AKIBAT KEBAKARAN HUTAN

Baru-baru ini ramai terdengar kabar di berbagai media cetak maupun elektronik bahwa terjadi pembakaran hutan. Hal ini diindikasi karena adanya upaya oknum yang memperluas atau menambah lahan untuk usaha. Dampak dari pembakaran tersebut sangat buruk bagi kesehatan, kota yang paling parah terkena dampaknya adalah Riau yang menyebabkan infeksi pernafasan (ISPA), tidak kurang 61 ribu warga Propinsi Riau mengidap infeksi saluran pernapasan, selain Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), dampak penyakit lain seperti pneumonia, asma, iritasi mata dan kulit. Penyakit ISPA paling banyak diderita masyarakat dengan jumlah 53.933 orang. Jumlah terbanyak di Pekanbaru 13.941 pasien, Rokan Hilir 8.154, dan Bengkalis
6.409.

Pemerintah Provinsi Riau telah membentuk Satgas Perawatan dan Pelayanan Kesehatan. Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti instruksi dan arahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Maret 2014," untuk antisipasi dini dari dampak asap diharapkan masyarakat memakai masker.

Pembakaran Hutan secara besar-besaran tentunya akan membuat rugi banyak ekosistem di bumi kita ini, bukan hanya masyarakat akan tetapi juga merusak kehidupan lain yang ada disekitarnya. Seperti merusak ekosistem tanah yang seharusnya bisa menjadi resapan air ketika hujan, tetapi dengan adanya pembakaran hutan secara besar-besaran maka tidak ada lagi yang dapat menampung dan menyerap air ketika hujan. Hal itu yang menyebabkan banjir, selain itu kebakaran hutan juga akan menyebabkan polusi udara  yang berakibat Global Warming makin buruk.

Untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan kesadaran dalam pemahaman dari seluruh masyarakat dan Pemerintah akan perlunya fungsi hutan dengan cara tidak menebang dan membakar hutan. Hal yang perlu dilakukan diantaranya melakukan reboisasi. Reboisasi dilakukan bagi lahan-lahan yang telah gundul agar berfungsi sebagai resapan air yang baik.
Berikut ini beberapa peran serta masyarakat  yang cukup penting dalam pelestarian alam:
1. Pemahaman Pentingnya Kelestarian Alam
Orang tua dan guru wajib dalam mengkampanyekan pentingnya hutan. Supaya kelestarian hutan tetap terjaga, dan akan tertanam dalam bawah sadar masyarakat sejak dini bahwa kerusakan hutan akan berdampak negative bagi kelangsungan hidup manusia.

2. Kebiasaan Menanam Pohon
Diharapkan masyarakat mempunyai kebiasaan menanam pohon dilingkungan tempat tinggalnya. Baik dipekarangan rumah atau dipinggir-pinggir jalan. Kebiasaan ini perlu dipupuk sejak dini.

3. Menjaga Lingkungan Hidup dengan Menghemat Air Bersih dan Daur Ulang
Masyarakat harus menjaga lingkungan tempat tinggal dengan menjaga kebersihan lingkungan. Menghemat penggunaan air dan tidak mencemari sumber-sumber air bersih seperti sungai dan danau dan lain-lain. Masyarakat juga harus kreatif memanfaatkan teknologi daur ulang untuk menjadikan sampah sampah organik sebagai pupuk dan juga menggunakan kertas daur ulang untuk menghindari penggunaan kertas.
Apabila sudah ada kesadaran seperti ditas dan sudah dilakukan maka pada akhirnya tidak lagi orang yang sengaja ataupun tidak melakukan pembakaran hutan, karena hal tersebut bukan hanya merugikan bagi kesehatan manusia disekitarnya akan tetapi juga di dampak negative pada alam. Mulai sekarang mari kita jaga ala mini, dengan bijaksana demi kelangsungan anak cucu kita kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar