Rolling in The Deep membuat Charlotte Neve (7) tersadar dari koma yang dialaminya selama seminggu.
Charlotte Neve menderita perdarahan otak yang nyaris merenggut nyawanya.
Penyakit yang jarang terjadi pada anak-anak seusianya itu membuatnya harus menjalani operasi dua kali untuk menghentikan perdarahannya. Sayangnya tindakan medis tersebut tak membuahkan hasil yang menggembirakan.
Setelah dioperasi, putri dari Leila Neve (31) itu bukannya membaik malah mengalami koma selama seminggu. Bahkan dokter mengatakan kepadanya untuk menyiapkan mental menghadapi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi pada putri cantiknya itu.
Sebagai ibu, hati Neve tentu saja sangat syok dan terpukul melihat kondisi putrinya yang kritis itu. Meski demikian ia berusaha untuk tegar dan terus berjuang demi kesembuhan Charlotte.
Sampai suatu hari, saat memeluk buah hatinya yang tergeletak tak berdaya di tempat tidur rumah sakit, ia mendengar lagu kesayangan putrinya yang berjudul Rolling in The Deep, sedang diputar di radio rumah sakit. Neve pun tergerak untuk menyanyikan lagu tersebut. Saat melantunkan lagu itu dengan raut wajah penuh kesedihan, tiba-tiba ia melihat bibir mungil Charlotte tersenyum kecil.
Melihat reaksi tak terduga itu, sontak Neve terkejut seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Beberapa perawat yang melihat pun ikut terkejut, lalu menyemangati Neve untuk melanjutkan lagu itu hingga selesai. Keajaiban pun kembali terjadi, senyuman Charlotte semakin mengembang. Sang bunda tak kuasa menahan tangis bahagia sembari memeluk putrinya erat-erat.
“Sungguh ini merupakan sebuah keajaiban, padahal dokter sudah mengatakan hal terburuk tentang putri kecil saya,” jelas Neve dari Trawden, Lancs, Inggris.
Ia menyanyikan lagu Rolling in The Deep, karena lagu tersebut memang sedang diputar di radio rumah sakit. "Charlotte sangat menyukai dan kami sering menyanyikan lagu itu bersama-sama,” ucapnya bahagia.
Menurut Neve, senyumnya itu merupakan kali pertama Charlotte bisa bereaksi terhadap apa pun sejak mengalami koma akibat perdarahan.
Setelah kejadian itu, kondisi sang buah hati terus menunjukkan perubahan positif. Malah dua hari setelah tersadar, lanjut dia, Charlotte mulai bisa berbicara, bisa fokus pada warna dan berhasil bangun dari tempat tidurnya.
Proses pemulihan tersebut, kata Neve, berlangsung selama dua bulan. Kini putrinya itu sudah belajar berjalan, berbicara dan telah memperoleh kembali sebagian kemampuan penglihatannya. Yang mengagumkan, Charlotte kini telah kembali masuk ke sekolah dan kelas dansa. Sungguh, sebuah mukjizat yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
"Dia kembali ke sekolah dan ikut lagi kelas balet sekitar dua minggu lalu selama, meski masih menjalani terapi fisik dan wicara,” imbuhnya.
Neve menceritakan, Charlotte menderita perdarahan otak pada 13 April 2012 malam, setelah menonton DVD dengan dirinya.
Tiba-tiba saja putrinya yang sedang tidur bersama Neve tidak bisa bernapas. Tubuhnya juga mendadak dingin dan kejang. "Saya berusaha membalikkan tubuhnya agar bisa bernapas. Lalu aku selimuti dia,” ceritanya.
Lantas ia telepon ke nomor 999 untuk minta bantuan medis. Tak lama berselang ambulans pun datang. Charlotte langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Setiba di rumah sakit, dokter melakukan serangkaian pemeriksaan, dan ternyata ditemukan aneurisma 12mm pada arteri utama di bagian belakang otaknya.
Aneurisma adalah suatu kelainan pembuluh darah arteri otak, dimana terdapat kelemahan pada lapisan pembuluh darah arteri, sehingga membentuk suatu tonjolan atau benjolan menyerupai balon. Benjolan arteri ini mempunyai lapisan yang lebih tipis dibandingkan dengan pembuluh darah normal, sehingga suatu saat dapat pecah secara tiba-tiba.
Para dokter mengatakan, Charlotte menderita perdarahan otak yang disebabkan oleh masalah kesehatan yang terjadi sejak ia dilahirkan. Ini merupakan kasus langka yang terjadi pada anak berusia tujuh tahun.
Karena rumah sakit tersebut tidak mempunyai fasilitas memadai, akhirnya Charlotte dipindahkan ke Rumah Sakit Leeds untuk menjalani perawatan intensif.
Dua hari setelah perdarahan otak, Charlotte menderita serangkaian stroke parah hingga akhirnya ia mengalami koma selama seminggu setelah dua kali menjalani operasi.
Dokter mengatakan, bocah perempuan itu mengalami kebutaan parsial dan kehilangan memori. Bahkan hasil scan menunjukkan, ia tidak bisa berjalan lagi, berbicara, berpikir dan naik sepeda. Namun setelah kejadian lagu Adele tersebut, semua vonis itu terpatahkan.
Pensiunan dokter anak, Dr Helen Turner dari Colne, mengatakan, perdarahan otak yang dialami anak semuda itu sangat jarang terjadi. ''Biasanya kasus tersebut terjadi pada orang berusia 30-an tahun atau lebih. Masalah ini biasanya muncul disebabkan oleh pembuluh darah yang lemah yang membengkak dan menyebabkan aneurisma pecah,” imbuhnya.
Meski kondisi kesehatan Charlotte terus membaik, dokter tetap masih memantau dan menyelidiki untuk mengetahui apakah kerusakan yang dialaminya permanen atau tidak.
Charlotte Neve menderita perdarahan otak yang nyaris merenggut nyawanya.
Penyakit yang jarang terjadi pada anak-anak seusianya itu membuatnya harus menjalani operasi dua kali untuk menghentikan perdarahannya. Sayangnya tindakan medis tersebut tak membuahkan hasil yang menggembirakan.
Setelah dioperasi, putri dari Leila Neve (31) itu bukannya membaik malah mengalami koma selama seminggu. Bahkan dokter mengatakan kepadanya untuk menyiapkan mental menghadapi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi pada putri cantiknya itu.
Sebagai ibu, hati Neve tentu saja sangat syok dan terpukul melihat kondisi putrinya yang kritis itu. Meski demikian ia berusaha untuk tegar dan terus berjuang demi kesembuhan Charlotte.
Sampai suatu hari, saat memeluk buah hatinya yang tergeletak tak berdaya di tempat tidur rumah sakit, ia mendengar lagu kesayangan putrinya yang berjudul Rolling in The Deep, sedang diputar di radio rumah sakit. Neve pun tergerak untuk menyanyikan lagu tersebut. Saat melantunkan lagu itu dengan raut wajah penuh kesedihan, tiba-tiba ia melihat bibir mungil Charlotte tersenyum kecil.
Melihat reaksi tak terduga itu, sontak Neve terkejut seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Beberapa perawat yang melihat pun ikut terkejut, lalu menyemangati Neve untuk melanjutkan lagu itu hingga selesai. Keajaiban pun kembali terjadi, senyuman Charlotte semakin mengembang. Sang bunda tak kuasa menahan tangis bahagia sembari memeluk putrinya erat-erat.
“Sungguh ini merupakan sebuah keajaiban, padahal dokter sudah mengatakan hal terburuk tentang putri kecil saya,” jelas Neve dari Trawden, Lancs, Inggris.
Ia menyanyikan lagu Rolling in The Deep, karena lagu tersebut memang sedang diputar di radio rumah sakit. "Charlotte sangat menyukai dan kami sering menyanyikan lagu itu bersama-sama,” ucapnya bahagia.
Menurut Neve, senyumnya itu merupakan kali pertama Charlotte bisa bereaksi terhadap apa pun sejak mengalami koma akibat perdarahan.
Setelah kejadian itu, kondisi sang buah hati terus menunjukkan perubahan positif. Malah dua hari setelah tersadar, lanjut dia, Charlotte mulai bisa berbicara, bisa fokus pada warna dan berhasil bangun dari tempat tidurnya.
Proses pemulihan tersebut, kata Neve, berlangsung selama dua bulan. Kini putrinya itu sudah belajar berjalan, berbicara dan telah memperoleh kembali sebagian kemampuan penglihatannya. Yang mengagumkan, Charlotte kini telah kembali masuk ke sekolah dan kelas dansa. Sungguh, sebuah mukjizat yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
"Dia kembali ke sekolah dan ikut lagi kelas balet sekitar dua minggu lalu selama, meski masih menjalani terapi fisik dan wicara,” imbuhnya.
Neve menceritakan, Charlotte menderita perdarahan otak pada 13 April 2012 malam, setelah menonton DVD dengan dirinya.
Tiba-tiba saja putrinya yang sedang tidur bersama Neve tidak bisa bernapas. Tubuhnya juga mendadak dingin dan kejang. "Saya berusaha membalikkan tubuhnya agar bisa bernapas. Lalu aku selimuti dia,” ceritanya.
Lantas ia telepon ke nomor 999 untuk minta bantuan medis. Tak lama berselang ambulans pun datang. Charlotte langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Setiba di rumah sakit, dokter melakukan serangkaian pemeriksaan, dan ternyata ditemukan aneurisma 12mm pada arteri utama di bagian belakang otaknya.
Aneurisma adalah suatu kelainan pembuluh darah arteri otak, dimana terdapat kelemahan pada lapisan pembuluh darah arteri, sehingga membentuk suatu tonjolan atau benjolan menyerupai balon. Benjolan arteri ini mempunyai lapisan yang lebih tipis dibandingkan dengan pembuluh darah normal, sehingga suatu saat dapat pecah secara tiba-tiba.
Para dokter mengatakan, Charlotte menderita perdarahan otak yang disebabkan oleh masalah kesehatan yang terjadi sejak ia dilahirkan. Ini merupakan kasus langka yang terjadi pada anak berusia tujuh tahun.
Karena rumah sakit tersebut tidak mempunyai fasilitas memadai, akhirnya Charlotte dipindahkan ke Rumah Sakit Leeds untuk menjalani perawatan intensif.
Dua hari setelah perdarahan otak, Charlotte menderita serangkaian stroke parah hingga akhirnya ia mengalami koma selama seminggu setelah dua kali menjalani operasi.
Dokter mengatakan, bocah perempuan itu mengalami kebutaan parsial dan kehilangan memori. Bahkan hasil scan menunjukkan, ia tidak bisa berjalan lagi, berbicara, berpikir dan naik sepeda. Namun setelah kejadian lagu Adele tersebut, semua vonis itu terpatahkan.
Pensiunan dokter anak, Dr Helen Turner dari Colne, mengatakan, perdarahan otak yang dialami anak semuda itu sangat jarang terjadi. ''Biasanya kasus tersebut terjadi pada orang berusia 30-an tahun atau lebih. Masalah ini biasanya muncul disebabkan oleh pembuluh darah yang lemah yang membengkak dan menyebabkan aneurisma pecah,” imbuhnya.
Meski kondisi kesehatan Charlotte terus membaik, dokter tetap masih memantau dan menyelidiki untuk mengetahui apakah kerusakan yang dialaminya permanen atau tidak.
Sumber: BeritaSatu.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar