Entri Populer

Senin, 04 Juni 2012

Minuman Berpemanis Buatan Tingkatkan Risiko Hipertensi

Risiko ini tak akan dialami bila mengonsumsi gula alami.

Minuman manis telah dikaitkan dengan risiko sedikit lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi.

Namun studi yang dilakukan para peneliti dari Amerika Serikat menemukan, bahwa gula alami yang terkandung dalam buah mungkin bukan penyebab seperti yang ditemukan dalam penelitian sebelumnya.

Penelitian yang diikuti oleh lebih dari 200.000 lelaki dan perempuan sampai 38 tahun itu menemukan, bahwa mengonsumsi minuman manis secara teratur, baik yang mengandung gula maupun pemanis buatan, dikaitkan dengan kenaikan sekitar 13 persen terkena risiko tekanan darah tinggi (hipertensi).

Minuman berkarbonasi dan kola yang paling terkait dengan risiko hipertensi. Namun gula dalam buah atau fruktosa, yang terdapat dalam minuman bukanlah sebagai faktor pendorongnya. Temuan ini telah dipublikasikan dalam Journal of General Internal Medicine.

"Kami tidak tahu apa yang menyebabkan peningkatan risiko dalam minuman yang mengandung  pemanis buatan," kata Lisa Cohen, penulis utama studi dan peneliti di University of Maryland Medical Center.

Ia menambahkan, sulit untuk mengatakan bahwa dari fruktosa sendiri dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Studi sebelumnya tentang fruktosa juga mengungkapkan adanya terkaitan dengan risiko tekanan darah tinggi.

Cohen dan koleganya melihat data dari tiga studi besarnya, termasuk hampir 224.000 pekerja kesehatan, diet dan kesehatan yang dilacak selama 16 sampai 38 tahun. Tidak ada peserta  didiagnosis tekanan darah tinggi pada awal studi tersebut.

Seiring waktu, mereka yang minum setidaknya satu minuman berpemanis sehari memiliki peningkatan risiko 13 persen terkena hipertensi ketimbang mereka yang hanya minum minuman manis sekali sebulan atau kurang.

Demikian pula dengan orang yang minum setidaknya satu minuman berpemanis buatan sehari, peningkatan risiko untuk untuk mengembangkan hipertensi sebesar 14 persen dibandingkan dengan mereka yang lebih sedikit minum atau tidak sama sekali.

Untuk melihat apakah memang fruktosa yang bertanggung jawab terhadap peningkatan risiko, peneliti juga melihat orang-orang yang memiliki tingkat tinggi fruktosa dalam diet mereka dari sumber lain, seperti buah-buahan.

Di antara orang yang mengonsumsi 15 persen kalori dari sumber-sumber fruktosa selain minuman, risiko terkena hipertensi ternyata lebih rendah atau sama dengan orang yang mengonsumsi fruktosa yang sangat sedikit.

"Anda akan berpikir jika fruktosa adalah faktor penyebab, kemudian makan banyak apel (misalnya) juga akan meningkatkan risiko hipertensi," kata Cohen.

Dengan temuan tersebut, maka terlihat jelas hubungan yang lebih kuat antara minuman manis berkarbonasi dan peningkatan risiko hipertensi yang mungkin bisa dijelaskan dengan ukuran porsi yang lebih besar terkait dengan soda. Meski demikian para peneliti merasa masih pelu melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hal ini.

Sumber: BeritaSatu.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar